individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam
definisi ini diantaranya
adalah intensitas,
arah, dan ketekunan.
Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah 'alasan' yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang
dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki
alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam
pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan
'semangat', seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki
motivasi yang tinggi".
Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki
semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan
penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi
sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan
semangat.
Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa
giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi
kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan,
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Hierarki Teori
Kebutuhan Maslow
1. Teori
hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori hierarki kebutuhan milik Abraham
Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin
dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan,
dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan
aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri
sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam
urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai
kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan
tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran
bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan
tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima
pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan
bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan
teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
2. Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan
teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang
didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa
kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut.
- Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
- Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif
mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang
disebutkan dalam teori Y.
- Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
- Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
- Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa
menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas,
Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen,
Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif,
Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble
(rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal
(setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya
integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya
diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel
(ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah
(problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ
yang tinggi
3. Teori motivasi kontemporer
David
McClelland, pencetus Teori Kebutuhan
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini,
melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan
motivasi karyawan .
Teori motivasi kontemporer mencakup:
- Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga
kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
- kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
- kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
- kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
-
Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan
ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung
mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah
diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
-
Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan
sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan
apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
-
Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori
di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi
teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada
seseorang ketika ia melakukan tindakan.
-
Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan
masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil
pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
-
Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil
itu terhadap individu tersebut.
Area
motivasi manusia
Empat area utama motivasi
manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian. Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri
oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai
tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian
tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas
tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh
imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang
mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang
itu sendiri.
Variabel-Variabel Motivasi
Kerlinger, N. Fred dan Elazar
J. Pedhazur dalam Cut Zurnali menyatakan bahwa variabel
motivasi terdiri dari:
(1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive)
(2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation)
(3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang
(1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive)
(2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation)
(3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang
di kemukakan Atkinson , memandang bahwa motivasi adalah merupakan
hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi
motive,harapan dan insentif
Atkinson views motivation strengh in the form of an
equattion-motivation =
(motive + expectancy + incentive).
(motive + expectancy + incentive).
Jadi, mengacu pada
pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali mengemukakan bahwa motivasi
karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam
banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel
motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan masing-masing variabel
motivasi tersebut.
- Motif
Menurut Cut Zurnali ,
motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu bertingkah laku atau
bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka
melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu
mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan
mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu
yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan.
Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E.
kast dan james E. Rosenzweig yang mendefinisikan motive sebagai : a motive
what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity
for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external
stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes.
Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk
melakukan atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan
atau tingkah laku tertentu.
William G Scott menerangkan
tentang motive adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu
untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are
unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of
aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah
dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna
memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana
diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa
hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial,
penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.
- Harapan
Mengacu pada pendapat
Victor Vroom, Cut Zurnali mengemukakan bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan
dari kecenderungan untuk bekerja secara benar tergantung pada kekuatan dari
pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan pemberian jaminan, fasilitas dan
lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn dan NC Morce secara singkat
mengemukakan pendapatan mereka tentang expectation, yakni Expectation which is
the probability that the act will obtain the goal. Jadi harapan adalah
merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan akan mencapai tujuan. Arthur
levingson dalam buku Vilfredo Pareto menyatakan : The individual is
influenced in his action by two major sources of role expectation the formal
demands made by the company as spalled out in the job, and the informal
expectation forces make behavioral demans on the individual attemps to
structure the social situation and the devine his place in it.
Dengan merumuskan beberapa
pendapat para ahli, Cut Zurnali menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang
dapat mempengaruhi kelakuan individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang
berkenaan dengan peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan
yang terperinci dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal
yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan
kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott , addtionally, as could be
anticipated, the groups themselves can be axpected to interact, effecting the
others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga mempengaruhi
harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya keyakinan atau
pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan atau
menggerakkan usahanya (Gary Dessler). Selanjutnya Vroom yang secara khusus
memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga) konsep konsep dasar,
yaitu :
(1) Valence atau kadar keinginan seseorang;
(2) Instrumentality atau alat perantara;
(3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler).
(1) Valence atau kadar keinginan seseorang;
(2) Instrumentality atau alat perantara;
(3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler).
- Insentif
Dalam kaitannya dengan
insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada pendapat Robert
Dubin yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive itu adalah peransang,
tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the inducement placed the course
of an going activities, keeping activities toward directed one goal rather than
another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif adalah perangsang yang
menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah
langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles
merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis
individu, atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan
harapan dapat mempengaruhi atau mengubah sikap atau tingkah laku orang-orang.
Secara lebih lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which
function in arousing dynamis forces in the individual, or managements of
conditions introduced with the expectation of influencing or altering the
behavior of people.
Menurut Cut Zurnali, pendapat
yang mengemukakan bahwa insentif adalah suatu perangsang atau daya tarik yang
sengaja diberikan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun,
memelihara dan mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka
kepada satu tujuan yang akan dicapai perusahaan. Joseph Tiffin mengatakan bahwa
pemnberian insentif sangat diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak
mengetahui tentang hal apa yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap
diuraikan pendapat Tiffin: ordinary speaking, people will not learn very much
about anything unless they are motivated to do so, that is, unless they are supplied
with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui
tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan
yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara
cukup.
Teori-teori Motivasi dapat diklarifikasikan menjadi
tiga kelompok, yaitu :
1. Teori Petunjuk (prescriptive theories), yaitu mengemukakan bagaimana memotivasi
para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2. Teori-teori Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need
theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku
atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang sangat
terkenal diantaranya :
o Hirarki Kebutuhan dari Psikolog Abraham H. Maslow.
o Frederick Herzberg dengan teori motivasi-pemeliharaan atau motivasi
higienis.
o Teori prestasi dari penulis dan peneliti David McCleland.
3. Teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori-teori
1. Teori Petunjuk (prescriptive theories), yaitu mengemukakan bagaimana memotivasi
para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
2. Teori-teori Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need
theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku
atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang sangat
terkenal diantaranya :
o Hirarki Kebutuhan dari Psikolog Abraham H. Maslow.
o Frederick Herzberg dengan teori motivasi-pemeliharaan atau motivasi
higienis.
o Teori prestasi dari penulis dan peneliti David McCleland.
3. Teori Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori-teori
yang Termasuk
kategori teori-teori proses adalah:
o Teori Pengharapan
o Pembentukan perilaku (Operant Conditioning)
o Teori Porter-Lawler
o Teori Keadilan.
o Teori Pengharapan
o Pembentukan perilaku (Operant Conditioning)
o Teori Porter-Lawler
o Teori Keadilan.
Komentar
Posting Komentar