Langsung ke konten utama

Visi dan Misi PT. KAI, Tbk

  • Visi
 Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan
 memenuhi harapan Stakeholders.

Makna Visi
Melalui visinya, KAI bertekad menjadi operator kereta api terbaik
yang ada di Indonesia. Karena sejak diterbitkannya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian maka
perusahaan swasta dapat menjadi operator kereta api di Indonesia
sehingga bukan hanya monopoli BUMN. KAI mengubah mindset
Perusahaan yang tadinya product oriented menjadi customer
oriented agar pelanggan menjadi fokus utama dalam berbagai
kebijakan KAI. KAI sebagai BUMN memiliki tanggung jawab yang
besar baik terhadap pemerintah, masyarakat, pelanggan, dan
berbagai stakeholder lainnya dengan terus menjaga kepercayaan
para Stakeholder melalui pencapaian kinerja terbaik.

  • Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya
melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai
tambah yang tinggi bagi Stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan
empat pilar utama: Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.

Makna Misi
Untuk mencapai visi perusahaan, KAI mengoperasikan kereta
api yang didukung oleh kegiatan usaha penunjang lainnya.
KAI akan terus menjalankan bisnisnya melalui transformasi
dan inovasi sebagai bagian dari strategi dalam memuaskan
harapan para stakeholders dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan. Adapun dalam menjalankan bisnisnya,
KAI berpegang pada 4 Pilar Utama perusahaan yaitu :

1.  Keselamatan
      KAI memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau
      menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi risiko
      yang  rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari
      kemungkinan terjadinya kerugian.
 2. Ketepatan waktu
     KAI selalu akan berupaya maksimal untuk tetap mengoperasikan perjalanan
     Kereta api tepat sesuai pada waktunya, baik dari jadwal keberangkatan dan
     jadwal tiba demikelancaran dan kepuasan pelanggan sebagai bentuk solusi
     dari salah satu alternatif transportasi publik yang bebas dari kemacetan.
3. Pelayanan
    Dalam hal pelayanan, KAI akan memberikan yang terbaik sesuai dengan standar mutu
    yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan
    dengan memenuhi 6 A unsur pokok : Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap),
    Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan) dan
    Accountability (Tanggungjawab).
4. Kenyamanan :
    Kenyamanan pelanggan akan muncul sendirinya seiring dengan pelayanan prima,ketepatan
    waktu dan keselamatan yang diterapkan KAI sebagai pilar utama dalam mencapai
    kepuasan pelanggan. Perusahaan tidak akan pernah berhenti dalam menciptakan lingkungan
    yang kondusif baik di stasiun maupun di atas kereta api dalam hal meningkatkan
    rasanyaman kepada para pelanggan.
       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Management By Exception (MBE)

  MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediaakan oleh sistem informatika yang berbasis komputer yang memikul sebagian tanggungjawab dalam pengendalian sistem fisik maka waktu yang dimiliki manajer dapat digunakan secara efektif. Pada Management By Exception (MBE) seorang manajer untuk dapat melakukan pengendalian atas bagian yang menjadi tanggungjawabnya harus didukung oleh tersedianya:      1.    Informasi mengenai apa yang telah dan sedang dicapai pada              unit kerjanya.       2.    Standar kinerja yang dapat menunjukkan apa yang harus dicapai oleh unit        kerjanya. Standar yang dikombinasikan dengan output informasi misalnya laporan penjualan maka memungkinkan terjadinya Management By Exception. MBE adalah gaya atau tindakan yang dilakukan manajer apabila terjadi ketidak sesuaian antara Kinerja Aktual (apa yang telah dan sedang dicapai) dengan Standar Kinerja (apa yang harus dicapai). Contoh : ·         Seorang manajer menetukan bahwa

Hubungan Manajement dan Tata Kerja dalam Organisasi

Tata kerja sudah termasuk ke dalam pembagian tugas yg di pecah menjadi terstruktur   di dalam suatu   manajemen Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk : Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.   Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat. Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber sert

Menjelaskan Apa Yang Dimaksud dengan Rentang Kendali

Rentang Kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of control) sangat perlu dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer). Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits factor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan, kemampuan, dan perhatian. 1.       Keterbatasan waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan seorang pemimpin melakukan pekerjaan yang beraneka macam. 2.       Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu diadakan pembagian pekerjaan kepada bawahannya. 3.       Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin perusahaan kemampuannya terbatas, karena itu perlu diadakan batas jumlah bawahan langsungnya. 4.       Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seo