UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA
ETIKA PROFESI TIK
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pengantar Sistem Komputer C tentang “IT Forensik” ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
IT Forensik erat kaitanya dengan proses mengidentifikasi dan pencarian bukti - bukti valid yang dapat mendukung proses penyelidikan maupun hukum, dalam pelaksanaan nya dilakukan berbagai
kegiatan dalam pengidentifikasian dan pencariaan bukti - bukti
Tahapan - tahapan tersebut saya coba rangkum di dalam laporan yang saya buat dalam makalah ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan laporan seperti ini dapat mengetahui tentang IT Forensik dan juga agar menambah wawasan kita, kita pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua ke depan nya.
Cover_____________________________________
Kata Pengantar _____________________________
Daftar Isi __________________________________
BAB I. Pendahuluan ________________________
BAB II. Pembahasan
- Pengertian IT Forensik _________________
- Tujuan IT Forensik ____________________
- Bukti Digital_________________________
- 4 Elemen kunci IT Forensik_____________
- Contoh kasus IT Forensik_______________
BAB III. Penutup __________________________
Daftar Pustaka ____________________________
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam proses mengidentifikasi suatu kejadian terkadang ditemui beberapa kendala yang menyulitkan, sehingga penemuan benda maupun identitas disekitar lokasi kejadian belum mampu mengungkap bagaimana kejadian itu terjadi. sehingga dibutuhkan lah tindakan bantuan terutama dalam mengidentifikasi rangkaian peristiwa tersebut bisa terjadi. Di sini lah penting nya sebuah IT Forensik dalam membaantu mengidentifikasi temuan - temuan yang dapat dijadikan sebuah bukti
dari suatu kejadian.
forensik di gunakan untuk mengungkap skandal yang terjadi pada suatu kasus dimana dugaan-dugaan sementara yang tadinya tidak memiliki bukti untuk di telusuri. Identitas dan bukti kejahatan tentunya akan di sembunyikan maka di sini lah fungsi IT Forensik dalam membantu menemukan bukti valid dan dapat membantu proses penyelidikan.
Tujuan
Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran etika dan profesi IT dan juga makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang IT Forensik
Rumusan Masalah
- Pengertian IT Forensik
- Tujuan IT Forensik
- Bukti Digital
- 4 Elemen kunci IT Forensik
- Contoh kasus IT Forensik
BAB II
Pembahasan
Pengertian IT Forensik IT Forensik atau yang lebih dikenal dengan Digital Forensik. Digital forensik merupakan turunan dari disiplin ilmu dari teknolgi informasi , dalam hal ini terutama dari ilmu IT security yang membahas tentang keamanan digital berupa temuan bukti digital setelah suatu peristiwa terjadi. Kata forensik memiliki arti yaitu membawa ke pengadilan. sehingga dapat dikatakan menurut istilah di bidang IT, Digital forensik merupakan ilmu yang menganalisa sebuah barang bukti yang berbentuk digital sehingga nantinya dapat dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilan. Kegiatan forensik komputer sendiri adalah suatu proses mengidentifikasi, memelihara, menganalisa, dan mempergunakan bukti digital berdasarkan hukum yang berlaku.
Sedangkan definisi forensik IT menurut para ahli diantaranya :
• Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga,
mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik
dan disimpan di media komputer.
• Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan
komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang
mungkin.
• Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT Indonesia),
digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah ilmu
yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat
dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital tersebut
termasuk handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang
mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.
TUJUAN IT FORENSIK
Tujuan utama dari kegiatan forensik IT adalah untuk mengamankan dan
menganalisa bukti digital dengan cara menjabarkan keadaan terkini dari
suatu artefak digital. Istilah artefak digital dapat mencakup sebuah
sistem komputer, media penyimpanan yang dapat dianalisa (harddisk, flashdisk, CD-ROM,handphone), sebuah
dokumen elektronik (misalnya sebuah email atau gambar), atau bahkan
sederetan paket yang berpindah melalui jaringan komputer.
Selain itu IT forensik juga memiliki Tujuan sebagai berikut:
1. Untuk membantu memulihkan, menganalisa, dan mempresentasikan
materi/entitas berbasis digital atau elektronik sedemikian rupa sehingga
dapat dipergunakan sebagai alat buti yang sah di pengadilan
2. Untuk mendukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang
relatif cepat, agar dapat diperhitungkan perkiraan potensi dampak yang
ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh kriminal terhadap
korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan
tersebut sambil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan tidak menyenangkan
dimaksud.
BUKTI DIGITAL
Bukti digital adalah bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan
di hadapan hukum. Sehingga bukti digital mempunyai sifat mendukung
maupun menjerumuskan terdakwa di dalam persidangan. Di dalam persidangan
(kasus cyber crime) memerlukan bukti elektronik yang diperoleh dari
tempat kejadian perkara (TKP), bukti elektronik tersebut kemudian akan
di ekstrak menjadi bukti digital. Bukti digital tersebut meliputi
tulisan, suara, foto, gambar, kode akses, simbol, dan sebagainya.
Ekstrakan tersebut hanya dapat dimengerti oleh saksi ahli yang memiliki
etika dan profesionalisme kerja yang tersertifikasi.
Beberapa contoh bukti digital antara lain :
4 Elemen kunci IT Forensik
Contoh kasus IT Forensik
KESIMPULAN
Menurut saya IT forensic itu penting dalam memecahkan kasus . yang behubungan depan IT maupun tidak .Selain itu juga dengan ada nya IT Forensik juga dapat memebantu pekerjaan dalam memmecahkan masalah kasus apa saja . Di kasus saya terlihat jelas dengan ada data yang dibongkar melalui harddisk dan kemudian di olah oleh team IT Forensik sehingga dapat menemukan hasil tentang kasus . dan bisa menjadi Bukti kuat untuk di bawa ke pengadilan . Selain itu juga dengan ada nya IT Forensik juga dapat memebantu pekerjaan dalam memecahkan masalah kasus apa saja
DAFTAR PUSTAKA
http://si-catatan.blogspot.com/2014/11/apa-itu-it-forensik-dan-apa-saja-contoh.html
https://ilmuforensicsku.wordpress.com/2017/08/02/pengertian-bukti-digital/
https://andreserr.wordpress.com/2015/03/29/pengertian-i-t-forensik/
Beberapa contoh bukti digital antara lain :
- · Spreadsheet file
- · Source code software
- · File bentuk image
- · Video
- · Audio
- · Web browser bookmark, cookies
- · Deleted file
- · Windows registry
- · Chat logs
4 Elemen kunci IT Forensik
Terdapat empat elemen Kunci Forensik yang harus diperhatikan berkenaan
dengan bukti digital
dalam Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut :
dalam Teknologi Informasi, adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dalam bukti digital (Identification/Collecting Digital Evidence)
Merupakan tahapan paling awal dalam teknologi informasi. Pada tahapan
ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti itu
disimpan, dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah penyelidikan.
2. Penyimpanan bukti digital (Preserving Digital Evidence)
Bentuk, isi, makna bukti digital hendaknya disimpan dalam tempat yang
steril. Untuk benar-benar memastikan tidak ada perubahan-perubahan, hal
ini vital untuk diperhatikan. Karena sedikit perubahan saja dalam bukti
digital, akan merubah juga hasil penyelidikan. Bukti digital secara
alami bersifat sementara (volatile), sehingga keberadaannya jika tidak
teliti akan sangat mudah sekali rusak, hilang, berubah, mengalami
kecelakaan.
3. Analisa bukti digital (Analizing Digital Evidence)
Barang bukti setelah disimpan, perlu diproses ulang sebelum diserahkan
pada pihak yang membutuhkan. Pada proses inilah skema yang diperlukan
akan fleksibel sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi. Barang bukti
yang telah didapatkan perlu diexplore kembali beberapa poin yang
berhubungan dengan tindak pengusutan, antara lain: (a) Siapa yang telah
melakukan. (b) Apa yang telah dilakukan (Ex. Penggunaan software apa),
(c) Hasil proses apa yang dihasilkan. (d) Waktu melakukan. Setiap bukti
yang ditemukan, hendaknya kemudian dilist bukti-bukti potensial apa
sajakah yang dapat didokumentasikan.
4. Presentasi bukti digital (Presentation of Digital Evidence).
Kesimpulan akan didapatkan ketika semua tahapan tadi telah dilalui,
terlepas dari ukuran obyektifitas yang didapatkan, atau standar
kebenaran yang diperoleh, minimal bahan-bahan inilah nanti yang akan
dijadikan “modal” untuk ke pengadilan. Proses digital dimana bukti
digital akan dipersidangkan, diuji otentifikasi dan dikorelasikan dengan
kasus yang ada. Pada tahapan ini menjadi penting, karena disinilah
proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya akan diurai kebenarannya
serta dibuktikan kepada hakim untuk mengungkap data dan informasi
kejadian.
Contoh kasus IT Forensik
Pada tanggal 29 September 2009, Polri akhirnya membedah isi laptop
Noordin M. Top yang ditemukan dalam penggrebekan di Solo. Dalam temuan
tersebut akhirnya terungkap video rekaman kedua ‘pengantin’ dalam
ledakan bom di Mega Kuningan, Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan Maulana.
Sekitar tiga minggu sebelum peledakan Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan pada video tersebut setidaknya melakukan field tracking sebanyak dua kali ke lokasi JW. Marriot dan Ritz Carlton yang terletak di daerah elit dimana banyak Embassy disini, Mega Kuningan. Dalam melakukan survei tersebut Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri.
Sekitar tiga minggu sebelum peledakan Dani Dwi Permana dan Nana Ichwan pada video tersebut setidaknya melakukan field tracking sebanyak dua kali ke lokasi JW. Marriot dan Ritz Carlton yang terletak di daerah elit dimana banyak Embassy disini, Mega Kuningan. Dalam melakukan survei tersebut Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri.
KAITAN CONTOH KASUS PENGGUNAAN IT FORENSIK
DENGAN 4 ELEMEN KUNCI IT FORENSIK
Kasus terorisme di Indonesia memang terbilang cukup sulit diberantas.
Hal ini dikarenakan organisasi terorisme tersebut cukup kuat dan
merupakan mata rantai dari terorisme internasional. Akan tetapi
keberhasilan Polri menumpas gembong terorisme Noordin M. Top adalah hal
yang luar biasa dan patut disyukuri. Bukti-bukti yang berada dalam
laptop Noordin merupakan bukti digital yang dapat memberikan keabsahan
hukum di persidangan.
Adapun kaitan dengan 4 elemen kunci forensik IT yaitu :
Adapun kaitan dengan 4 elemen kunci forensik IT yaitu :
1. Identifikasi dalam bukti digital (Identification Digital Evidence)
Dari studi kasus di atas, bukti yang terdapat dalam laptop Noordin
dikategorikan sebagai bukti digital (digital evidences). Dari dua
artikel tersebut dapat diidentifikasi terdapat 2 bukti digital yaitu :
i. Video rekaman field tracking Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana
ke lokasi JW. Marriot dan Ritz Carlton. Dalam melakukan survei tersebut
Dani dan Nana didampingi oleh Syaifuddin Zuhri sebagai pemberi arahan
dalam melakukan eksekusi bom bunuh diri.
ii. Dokumen tulisan milik Saefudin Jaelani yang berisi pembagian tugas
dalam jaringan teroris Noordin M Top dan alasan melakukan tindakan
terorisme di Indonesia.
2. Penyimpanan bukti digital (Preserving Digital Evidence)
Penyimpanan bukti digital tersebut disimpan dalam harddisk laptop milik
Noordin. Dengan hal ini, bukti tersebut sudah dipastikan akan tetap
tersimpan. Untuk menjaga penyimpanan bukti digital tersebut, dapat
dilakukan dengan cara mengkloningkan seluruh data yang tersimpan. Hasil
kloningan ini harus sesuai 100% dengan bukti yang aslinya. Sehingga
diharapkan bukti tersebut dapat dipercaya.
3. Analisa bukti digital (Analizing Digital Evidence)
Dari analisa digital yang dilakukan pihak Kepolisian, terlihat jelas
bahwa bukti tersebut menguak kejadian sebenarnya yang telah direncanakan
dengan baik. Bukti ini dapat mejadi bukti yang kuat di peradilan andai
saja Noordin tidak tewas dalam penggerebekan tersebut. Selain itu
analisa terhadap tulisan Saefuddin Juhri mengindikasikan bahwa terorisme
di Indonesia terhubung dengan dunia terorisme internasional (khususnya
Al-Qaeda).
4. Presentasi bukti digital (Presentation of Digital Evidence)
Dalam penyajian presentasi bukti digital, pihak Polri harus mendapatkan
persetujuan dari Humas kepolisian. Dengan tujuan agar penyajian bukti
tersebut menghadirkan informasi yang benar, tepat, akurat dan dapat
dipercaya.
Dan pada akhirnya, kita selaku masyrakat juga bisa melihat video rekaman
tersebut dengan jelas di TV karena Kadiv Humas Polri mengijinkan hal
tersebut
.
.
BAB III
Penutup
Menurut saya IT forensic itu penting dalam memecahkan kasus . yang behubungan depan IT maupun tidak .Selain itu juga dengan ada nya IT Forensik juga dapat memebantu pekerjaan dalam memmecahkan masalah kasus apa saja . Di kasus saya terlihat jelas dengan ada data yang dibongkar melalui harddisk dan kemudian di olah oleh team IT Forensik sehingga dapat menemukan hasil tentang kasus . dan bisa menjadi Bukti kuat untuk di bawa ke pengadilan . Selain itu juga dengan ada nya IT Forensik juga dapat memebantu pekerjaan dalam memecahkan masalah kasus apa saja
DAFTAR PUSTAKA
http://si-catatan.blogspot.com/2014/11/apa-itu-it-forensik-dan-apa-saja-contoh.html
https://ilmuforensicsku.wordpress.com/2017/08/02/pengertian-bukti-digital/
https://andreserr.wordpress.com/2015/03/29/pengertian-i-t-forensik/
Komentar
Posting Komentar